PCE‑GMM 10: Alat Ukur Kadar Air Biji dengan Akurasi Tinggi

Bayangkan Anda seorang petani besar di dataran tinggi Jawa Tengah. Musim panen datang, ladang jagung dan padi sudah menunggu. Petugas panen mulai bekerja sebelum hujan turun—karena jika panen terlalu lembab, biji-bijian bisa cepat rusak, ditumbuhi jamur, atau kualitasnya menurun drastis. Namun di tengah kepanikan itu, Anda tidak punya cara cepat untuk memastikan apakah kadar air biji sudah aman untuk disimpan atau diproses. Menunggu hasil laboratorium bisa memakan waktu berhari-hari — dan kerugian bisa langsung menghantam.

Atau, bayangkan sebuah pabrik pengolahan beras besar: mereka membeli gabah dari petani, lalu harus memastikan bahwa kadar air sesuai standar agar proses penggilingan, pengeringan, dan penyimpanan berjalan lancar. Kadar air yang terlalu tinggi merusak kualitas, sedangkan terlalu rendah bisa menyebabkan pecah, retak, atau kehilangan berat jual. Bagaimana cara cepat dan andal untuk mengukur kadar air di lokasi tanpa harus mengirim sampel ke laboratorium?

Inilah tantangan nyata: kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dalam mengukur kadar air biji-bijian secara langsung, di ladang atau di gudang. Metode konvensional seperti pengetesan oven (oven drying) memang akurat, tetapi memerlukan alat laboratorium, waktu lama, dan seringkali sampel harus dibawa ke tempat terpisah.

Solusinya? Sebuah alat portabel tapi mampu memberikan hasil persis yang dibutuhkan. Di sinilah Absolute Moisture Meter / Grain Moisture Meter PCE‑GMM 10 muncul sebagai jawaban praktis dan canggih — alat yang memungkinkan Anda “menguji kelembaban” secara cepat, di mana pun Anda berada.

Mengenal Dasar Produk

Untuk memahami bagaimana PCE‑GMM 10 bekerja, kita perlu memahami prinsip dasar pengukuran kelembaban biji-bijian — tapi jangan khawatir, saya akan menjelaskannya dengan analogi sederhana.

Prinsip dasar: kapasitansi / konduktivitas terkompensasi suhu

Banyak pengukur kelembaban modern menggunakan metode kapasitansi atau konduktivitas listrik — yaitu, sebuah sinyal listrik (arus atau tegangan) dilewatkan melalui sampel, dan perubahan impedansi atau hambatan akan memberikan indikasi kadar air (karena air menghantarkan listrik berbeda dari udara atau massa kering). Namun, hasil pengukuran bisa sangat dipengaruhi suhu: sampel biji saat diukur yang panas atau dingin bisa menghasilkan penyimpangan.

PCE‑GMM 10 menggunakan sistem kompensasi suhu otomatis — artinya, alat ini memperbaiki hasil mentah berdasarkan suhu sebenarnya dari sampel untuk mengurangi kesalahan akibat temperatur. Dengan demikian, apabila sampel hangat dari panen siang hari atau lebih dingin di waktu malam, pengukuran tetap lebih andal.

Bayangkan Anda memiliki gelas air, dan Anda ingin mengukur seberapa banyak air di dalamnya dengan cara menghantarkan arus listrik. Jika air itu hangat atau dingin, hambatannya berbeda — tanpa koreksi, hasil pengukuran bisa salah. Kompensasi suhu seperti “mengkalibrasi” kembali agar pembacaan tetap akurat.

Keunggulan dari konsep dasar ini dibanding metode konvensional (seperti oven drying) meliputi:

• Kecepatan: tidak perlu memanaskan sampel selama jam-jam di oven.

• Portabilitas: bisa dioperasikan di lapangan atau di gudang.

• Praktis: tidak perlu persiapan rumit atau bahan kimia tambahan.

• Pengukuran langsung: tidak memerlukan penghancuran (grinding) total pada semua jenis biji — alat dapat bekerja dengan biji utuh (whole grain) tanpa perlu dihaluskan terlebih dahulu.

Dengan latar belakang ini, kita siap memahami bagaimana PCE‑GMM 10 dirancang secara spesifik agar penggunaan praktisnya optimal.

Spesifikasi dan Fitur

Apa yang membuat PCE‑GMM 10 istimewa dibanding kompetitor?

• Pengukuran otomatis untuk 18 jenis biji: Alat ini tidak terbatas pada satu jenis gandum saja — pengguna hanya perlu memilih jenis biji (misalnya padi, jagung, kedelai, kopi, biji kakao, kacang, dsb). Hal ini memudahkan penggunaan di lingkungan agrikultur yang beragam.

• Sampel kecil yang dibutuhkan: hanya sekitar 65 ml biji sudah cukup untuk mengukur kadar air. Tidak memerlukan sampel besar yang menyulitkan logistik.

• Kompensasi suhu otomatis: sebagaimana dijelaskan sebelumnya, alat ini memperhitungkan suhu untuk meningkatkan akurasi hasil.

• Opsi koreksi manual: jika pengguna mengetahui bahwa kondisi tertentu membuat margin error lebih besar, alat menyediakan opsi penyesuaian (manual measured value correction).

• Desain portabel dan pengoperasian sederhana: hanya dengan 4 tombol dan display yang mudah dibaca, bahkan operator non-teknis pun dapat mengoperasikannya.

• Mode tidur otomatis: agar baterai tidak cepat habis, alat ini otomatis “sleep mode” setelah 3 menit tidak digunakan.

• Kalibrasi / sertifikasi ISO opsional: untuk kepentingan mutu dan audit, PCE menyediakan opsi sertifikat kalibrasi ISO sesuai standar dunia (traceability).

Dengan fitur-fitur di atas, PCE‑GMM 10 mencoba menjembatani kebutuhan antara laboratorium dan pengukuran lapangan, menciptakan keseimbangan antara akuras i tinggi dan kemudahan operasional.

Desain dan ergonomi

Mari kita “mendesain ulang secara visual” dalam imajinasi kita, lalu mengaitkan ke kenyataan fisik PCE‑GMM 10.

• Tampilan fisik: alat ini hadir dalam casing kompak, ringan, dengan bodi plastik tahan tahan benturan ringan. Meskipun spesifikasi berat tepatnya tidak disebutkan secara publik di dokumen resmi, versi pasar Indonesia menyebutkan “berat 8,9 (kg)” — yang kemungkinan adalah kesalahan penulisan atau bobot kemasan lengkap.

• Ukuran dan dimensi: walau datasheet tidak memberikan ukuran panjang-lebar-tinggi secara eksplisit dalam semua dokumen, desain portabel umumnya berukuran pegangan tangan, agar operator bisa memegang dan menempatkan wadah sampel dengan mudah.

• Material: plastik ABS atau sejenisnya yang ringan dan tahan terhadap lingkungan gudang atau lapangan, serta area wadah sampel yang mudah dibersihkan.

• Wadah sampel (measuring cup / measuring container): wadah kecil yang dapat dilepas/dibersihkan dengan mudah, dirancang agar pembersihan tidak memakan waktu.

• Ergonomi dan kemudahan:
    – Empat tombol operasional disusun sedemikian rupa sehingga navigasi menu bersifat intuitif.
    – Bentuk alat memungkinkan penempatan stabil di permukaan datar (meja laboratorium atau meja lapangan).
    – Penggunaan baterai 9V membuatnya bebas kabel selama pengukuran di lokasi terpencil.
    – Mode tidur otomatis meminimalkan konsumsi daya tak perlu, menjaga daya baterai lebih lama di lapangan.

Secara keseluruhan, desain PCE‑GMM 10 menitikberatkan aspek portabilitas, kemudahan penggunaan, dan daya tahan lingkungan kerja agrikultur.

Antarmuka dan pengalaman pengguna

Di bagian ini kita melihat bagaimana pengguna berinteraksi dengan alat — dari tampilan layar, menu, hingga navigasi.

• Layar / display: menggunakan LC display (liquid crystal) yang menampilkan nilai kelembaban, jenis biji yang dipilih, suhu, dan indikator baterai.

• Navigasi tombol: hanya dengan empat tombol, pengguna dapat:
    – Menyalakan/mematikan alat
    – Memilih jenis biji
    – Menjalankan pengukuran
    – Mengakses menu koreksi manual
    – Mengakses fungsi pengaturan lainnya
   Ini membuat penggunaan menjadi sangat sederhana, bahkan oleh petani yang tidak familiar alat laboratorium.

• Bahasa & unit: meskipun dokumen manual menyebutkan bahwa manual tersedia dalam berbagai bahasa (Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, Tionghoa, dsb).

• Keterbacaan: layar yang jelas dan tombol yang responsif memudahkan pengguna untuk melihat hasil di lapangan, bahkan dalam kondisi cahaya tidak ideal.

• Feedback penggunaan: setelah pengukuran, alat langsung menampilkan nilai kelembaban dan (jika tersedia) pesan bahwa nilai dalam batas toleransi atau terlalu tinggi.

• Sleep mode & proteksi baterai: jika alat tidak digunakan selama 3 menit, masuk ke mode tidur otomatis untuk menjaga baterai.

Semua elemen antarmuka ini dirancang agar pengalaman pengguna tidak terasa “alamiah” bagi pengguna non-teknis — cukup pilih jenis biji dan tekan tombol “ukur”.

Fitur-fitur cerdas/unggulan

Mari kita telusuri fitur-fitur cerdas yang menjadi daya tarik utama dan bagaimana mereka berdampak nyata dalam aplikasi sehari-hari.

1. Kompetensasi suhu otomatis
   Tanpa fitur ini, pengukuran biji yang hangat (misalnya baru dipanen) atau sampel dingin bisa menghasilkan pembacaan keliru. Kompensasi suhu secara otomatis menyesuaikan pembacaan berdasarkan suhu sampel, mengurangi bias pengukuran.

2. Koreksi manual (manual measured value correction)
   Bila Anda tahu bahwa kondisi lingkungan (misalnya kelembaban udara tinggi atau kondisi ekstrem) bisa mempengaruhi hasil sedikit meleset, Anda dapat mengatur koreksi manual (±9,9 %) untuk memperbaiki nilai.

3. Mode tidur otomatis
   Fitur sederhana namun penting: jika alat tidak digunakan selama 3 menit, ia memasuki modus tidur untuk menghemat baterai.

4. Pengukuran biji utuh (whole grain)
   Alat ini tidak memerlukan penghancuran total (grinding) dalam banyak kasus, sehingga proses pengukuran jadi lebih cepat dan sampel bisa tetap digunakan atau disimpan.

5. Pemilihan jenis biji pra-set
   Dengan dukungan hingga 18 jenis biji (gandum, padi jenis Japonica atau India, jagung, kedelai, kopi, kakao, kacang, kacang tanah, barley, dsb) pengguna bisa memilih jenis biji yang sedang diuji sehingga formula pengukuran internal disesuaikan.

6. Kalibrasi ISO opsional & sertifikat traceability
   Untuk industri atau keperluan audit mutu, pengguna dapat memesan alat yang sudah dikalibrasi dan disertai sertifikat ISO yang menyatakan keterlacakan ke standar nasional. Ini sangat berguna untuk integritas data.

7. Desain portabel & baterai 9V
   Tidak memerlukan sumber listrik eksternal selama pengukuran lapangan — menjadikan alat ini sangat fleksibel di lokasi terpencil.

Manfaat nyata dari fitur-fitur tersebut

• Keputusan panen lebih cepat: petani dapat segera memutuskan apakah panen harus dihentikan sementara jika kelembaban terlalu tinggi, tanpa menunggu analisis laboratorium.

• Penghematan biaya dan waktu: tidak perlu mengirim sampel ke laboratorium — pengukuran bisa dilakukan di lokasi.

• Reduksi kerusakan penyimpanan: dengan memantau kadar air secara rutin, risiko jamur, rot, dan peningkatan suhu di dalam tumpukan biji dapat dikurangi.

• Kepatuhan mutu: bagi perusahaan yang harus mematuhi standar mutu atau audit, kalibrasi ISO memastikan hasil dapat dipercaya dan diterima.

• Fleksibilitas operasional: dukungan 18 jenis biji membuat satu alat ini cukup untuk banyak varietas di pertanian atau industri pengolahan.

Kontrol eksternal dan integrasi sistem

Meski PCE‑GMM 10 utamanya dirancang sebagai alat portabel independen, aspek integrasi ke sistem kontrol eksternal adalah hal penting terutama bagi pengguna industri yang menginginkan otomatisasi dan monitoring terpusat.

Dalam dokumentasi yang tersedia, tidak ada indikasi bahwa PCE‑GMM 10 memiliki antarmuka digital (seperti RS‑232, USB, Ethernet, Modbus atau protokol PLC) secara built-in. Fokus utama alat ini adalah pengukuran portabel manual.

Namun, pengguna yang memerlukan integrasi ke sistem kontrol (PLC / SCADA) dapat mempertimbangkan skenario berikut:

• Penggunaan alat sebagai node independen: operator melakukan pengukuran manual, kemudian hasil dicatat secara manual ke sistem kontrol atau database.

• Modifikasi/penyambungan eksternal: dengan tambahan modul eksternal seperti data logger atau adaptor antarmuka analog (jika alat menyediakan output analog internal dalam rancangan tak terdokumentasi), memungkinkan integrasi ke sistem besar. Tetapi hal ini memerlukan kajian teknis dan kemungkinan dukungan pabrikan.

• Alat pendamping online: di pabrik besar biasanya digunakan sensor kelembaban online (misalnya mikrogelombang) yang terintegrasi langsung ke sistem kontrol — PCE‑GMM 10 bisa menjadi alat verifikasi/pengkalibrasian untuk sensor inline tersebut. (Dalam literatur PCE disebutkan sensor kelembaban online untuk pengukuran alir massa biji di pabrik, yang dapat dipadukan dengan HMI dan sistem kontrol PCE)

Jadi, meskipun PCE‑GMM 10 tidak dirancang sebagai alat otomatis terhubung langsung ke PLC, ia tetap memberikan fleksibilitas dalam penggunaan manual dan validasi sistem terotomatisasi.

Spesifikasi teknis lengkap

Berikut adalah tabel spesifikasi teknis dari PCE‑GMM 10 berdasarkan datasheet resmi:

Penjelasan awam
Bayangkan Anda ingin mengetahui seberapa banyak air yang “tersisip” di dalam sekam gabah atau biji kopi. Alat ini bekerja seperti “termometer kelembaban”—tapi bukan mengukur suhu, melainkan “seberapa banyak air yang menghantarkan listrik” dalam biji. Dengan resolusi 0,1 % dan akurasi ±0,5 %, alat ini cukup tajam untuk kebutuhan praktis, meskipun tidak menggantikan metode laboratorium ultra-akurasi — namun jauh lebih cepat dan portable.

Panduan memilih komponen tambahan

Dalam penggunaan nyata, ada kalanya pengguna memerlukan aksesori atau perlengkapan tambahan agar pengukuran lebih optimal atau lebih mudah. Berikut beberapa komponen yang mungkin berguna:

• Wadah / cup tambahan: agar satu wadah bisa digunakan sambil yang lain disiapkan.

• Brush pembersih kecil: menjaga agar residu biji tidak menempel dan mempengaruhi hasil. (Biasanya sudah disertakan).

• Kalibrator referensi (standard moisture sample): digunakan untuk memvalidasi ulang alat setiap periode.

• Adaptor data logger / antarmuka analog eksternal: untuk merekam hasil pengukuran ke sistem digital (jika ada).

• Kalibrasi sertifikasi ISO: jika diperlukan audit mutu atau standar mutu nasional/internasional.

Berikut adalah tabel rekomendasi kombinasi dan perkiraan aliran (flow rate jangan diartikan literal karena alat bukan pompa, tapi sebagai analogi “jumlah sampel per menit”) — ini lebih sebagai ilustrasi praktis:

Peringatan faktor yang memengaruhi hasil aktual

• Viskositas / ukuran biji: biji besar atau sangat rapuh bisa menghasilkan kontak yang kurang ideal antara elektroda dan sampel.

• Kondisi suhu ekstrem: meskipun ada kompensasi suhu, suhu luar (lebih dari 40 °C) bisa melemahkan keandalan hasil.

• Kelembaban relatif lingkungan: udara basah tinggi dapat mempengaruhi permukaan biji, terutama biji berkulit tipis.

• Panjang / kebersihan permukaan wadah / elektroda: jika ada kotoran, debu, atau residu lain, bisa menyebabkan kesalahan.

• Tekanan / penekanan sampel: jika biji ditekan terlalu keras atau renggang terlalu longgar, kontak listrik berubah.

• Ketidakseragaman sampel: kadar air bisa berbeda di bagian atas dan bawah sampel, jadi aduk sampel sebelum pengukuran.

Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, Anda akan mendapatkan hasil paling akurat dan konsisten dalam praktik lapangan.

Studi Kasus Penggunaan

Mari kita menjelajah beberapa skenario nyata di mana PCE‑GMM 10 sangat berguna — dari petani kecil hingga industri pengolahan besar.

1. Petani padi & jagung (lapangan)

Seorang petani di Jawa Timur hendak memutuskan apakah sudah saatnya panen padi. Mengambil beberapa sampel di titik berbeda di ladang, ia menggunakan PCE‑GMM 10 untuk mengukur kadar air. Jika hasil menunjukkan di bawah ~20 %, panen dapat dilanjutkan dan dikeringkan di tempat. Jika di atas 25 %, panen ditunda agar tidak merusak kualitas saat penyimpanan. Dengan demikian, potensi kerugian karena kelembaban tinggi dapat dihindari.

2. Gudang penyimpanan biji (bulog / koperasi)

Sebuah gudang besar memiliki stok gabah dari berbagai petani. Sebelum penyimpanan jangka panjang, pengelola menggunakan alat ini untuk memeriksa kelembaban setiap batch — apabila nilai terlalu tinggi, mereka melakukan tambahan pengeringan untuk mencapai kadar aman (≤ 14,5 %).

3. Industri penggilingan / pengolahan tepung

Di pabrik penggilingan beras atau jagung, sebelum proses penggilingan, kadar air biji harus terkendali agar kualitas tepung tidak terganggu. PCE‑GMM 10 digunakan sebagai alat verifikasi cepat sebelum input batch ke mesin utama.

4. Industri cokelat / kopi

Dalam pengolahan biji kakao atau kopi, kadar air yang tepat sangat penting agar fermentasi, pengeringan, dan roasting berjalan optimal. Misalnya, dalam biji kopi green bean, kelembaban ideal sering berada di kisaran 10‑12 %. Alat ini membantu petani atau pengolahan kopi kecil memastikan bahwa biji dikirim dalam kondisi ideal.

5. Penelitian agronomi / lembaga penguji

Laboratorium penelitian atau badan mutu sering menggunakan alat portabel sebagai pendamping metode oven. Sebagai contoh, pakar agronomi di lembaga riset ingin menguji varietas baru padi: mereka membawa PCE‑GMM 10 ke sawah untuk pengukuran awal, kemudian membawa sampel ke laboratorium untuk validasi.

Dari berbagai kasus, PCE‑GMM 10 terbukti fleksibel baik di lapangan maupun di fasilitas produksi kecil hingga menengah.

Panduan penggunaan langkah demi langkah

Berikut panduan praktis agar Anda bisa menggunakan PCE‑GMM 10 dengan benar, dari persiapan hingga integrasi:

1. Persiapan perangkat & lingkungan

• Pastikan baterai 9V dalam kondisi baik (tidak rendah).

• Kalibrasi awal (jika tersedia) atau verifikasi dengan sampel referensi.

• Siapkan wadah sampel 65 ml dan bersihkan permukaan wadah serta elektroda dengan sikat kecil.

• Siapkan sampel biji dan aduk rata agar penyusunan kadar air merata.

2. Pemasangan & pilihan jenis biji

• Tempatkan wadah sampel ke ruang pengukuran (measuring cup).

• Nyalakan perangkat, pilih jenis biji dari menu (misalnya “Rice Japonica” atau “Soybean”).

• Pastikan suhu lingkungan berada dalam rentang 0–40 °C untuk hasil optimal.

3. Proses pengukuran

• Tekan tombol “measure” / “ukur” untuk memulai pengukuran.

• Tunggu beberapa detik — alat akan membaca sinyal dan menampilkan nilai kelembaban.

• Hasil akan ditampilkan di layar: nilai kelembaban (%, e.g. 14,3 %), serta indikasi apakah nilai berada dalam batas aman (jika tersedia).

4. Koreksi manual (jika perlu)

• Jika Anda curiga temperatur atau kondisi lingkungan mempengaruhi hasil, aktifkan mode koreksi manual.

• Masukkan nilai koreksi (misalnya +1,5 % atau –0,8 %) sesuai pengalaman atau referensi eksternal.

5. Dokumentasi & catat hasil

• Catat hasil pengukuran (jenis biji, tanggal, lokasi, nilai kelembaban, kondisi suhu).

• Jika ada adaptor data logger, transfer data ke sistem.

6. Integrasi dengan sistem kontrol (opsional)

• Jika sistem pengolahan Anda memiliki sensor inline atau modul kontrol, gunakan PCE‑GMM 10 sebagai alat verifikasi secara manual untuk memastikan sensor inline tetap kalibrasi.

• Anda dapat mencatat hasil dari alat ini dan membandingkan dengan data sensor untuk koreksi sistem lebih lanjut.

7. Pemeliharaan & perawatan

• Setelah penggunaan, bersihkan wadah dan elektroda dengan sikat lembut agar tidak ada residu.

• Jangan biarkan biji mengendap dalam wadah terlalu lama agar tidak mengeringkan atau merusak permukaan kontak.

• Selalu simpan alat di tempat kering dan hindari paparan suhu ekstrem.

• Kalibrasi ulang secara berkala (misalnya setiap 6–12 bulan atau sesuai prosedur mutu) menggunakan sampel referensi.

• Lepas baterai jika alat tidak digunakan dalam jangka panjang agar tidak terjadi kebocoran baterai.

Kesimpulan dan rekomendasi

PCE‑GMM 10 menawarkan solusi yang sangat relevan bagi siapa saja yang membutuhkan alat ukur kelembaban biji secara cepat, portable, dan relatif akurat. Keunggulannya meliputi kompensasi suhu otomatis, dukungan untuk 18 jenis biji, kebutuhan sampel kecil, penggunaan sederhana, dan opsi kalibrasi mutu.

Siapa yang cocok menggunakan alat ini?

• Petani individu atau kelompok yang ingin memutuskan waktu panen optimal.

• Gudang penyimpanan/pengelola biji yang ingin menjaga kualitas stok.

• Industri pengolahan biji (beras, tepung, kopi, cokelat) untuk verifikasi input.

• Laboratorium agronomi atau institusi penelitian sebagai alat lapangan pelengkap.

• Perusahaan dengan kebutuhan audit mutu atau traceability, bila memilih versi bersertifikat ISO.

Namun, bagi mereka yang memerlukan akurasi ekstrem (misalnya penelitian ultra presisi), metode oven laboratorium tetap relevan sebagai standar referensi. PCE‑GMM 10 paling ideal dipakai untuk pengukuran cepat harian dan verifikasi praktis di lapangan.

FAQ

1. Seberapa sering alat harus dikalibrasi ulang?
Idealnya setiap 6–12 bulan, tergantung frekuensi penggunaan dan standar mutu organisasi Anda. Untuk keperluan audit dapat menggunakan layanan kalibrasi sertifikasi ISO.

2. Apakah alat ini dapat terhubung langsung ke PLC atau sistem otomasi?
Tidak secara bawaan. PCE‑GMM 10 dirancang untuk penggunaan manual portabel. Untuk integrasi otomasi, Anda perlu solusi eksternal atau sensor kelembaban inline.

3. Apakah bisa mengukur biji yang disimpan dalam karung besar langsung?
Tidak langsung. Anda perlu mengambil sampel sekitar 65 ml dari karung, aduk rata, lalu masukkan ke wadah alat agar hasil representatif.

4. Bagaimana jika pengukuran menunjukkan nilai di luar rentang (misalnya > 40 %)?
Artinya kadar air sangat tinggi — Anda harus mengeringkan sebagian terlebih dahulu. Alat ini hanya memberikan hasil dalam rentang yang di-support per jenis biji.

5. Apakah alat ini cocok untuk biji non‑konvensional (misalnya biji herbal, kacang spesial)?
Kemungkinan terbatas. Karena alat dikalibrasi untuk 18 jenis biji umum, jenis biji baru atau tidak didukung mungkin memerlukan kalibrasi tambahan atau koreksi manual.

Sebagai pemasok dan distributor alat laboratorium terkemuka, CV. Java Multi Mandiri memahami pentingnya alat ukur kelembaban biji (grain moisture meter) dalam mendukung berbagai proses penelitian dan produksi Anda. Kami mengkhususkan diri dalam melayani klien bisnis dan aplikasi industri, menyediakan instrumen berkualitas tinggi seperti PCE‑GMM 10 dan perangkat laboratorium lainnya untuk membantu perusahaan Anda mengoptimalkan pengendalian kadar air, memastikan kontrol yang konsisten, dan memenuhi standar tertinggi. Jika Anda ingin meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam pengelolaan stok biji, pengolahan pangan, atau laboratorium agronomi, mari diskusikan kebutuhan perusahaan Anda bersama kami untuk menemukan solusi yang tepat.

Rekomendasi Moisture Meter Unggulan untuk Kebutuhan Anda

Referensi

• Fahroji, F., & Hendri. (2016). KINERJA BEBERAPA TIPE MOISTURE METER DALAM PENENTUAN KADAR AIR PADI. Jurnal Lahan Suboptimal, 5(1), 62–70. Retrieved from https://jlsuboptimal.unsri.ac.id/index.php/jlso/article/download/232/162/800
• Safitri, S., & Hakiki, D. N. (2024). VALIDASI DAN VERIFIKASI PENGUKURAN KADAR AIR GABAH MENGGUNAKAN GRAIN MOISTURE TESTER DAN INFRARED MOISTURE BALANCE. Gorontalo Agriculture Technology Journal (GATJ), 7(1), 1–22. Retrieved from https://jurnal.unigo.ac.id/index.php/gatj/article/view/3358