Dampak Perubahan Iklim Pada Penerbangan

Dampak Perubahan Iklim Pada Penerbangan

Daftar Isi

Dampak perubahan iklim pada penerbangan – Perubahan iklim merupakan masalah global yang kini harus dihadapi oleh semua negara. Akibat perubahan iklim ini salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah sulitnya memprediksi cuaca maupun iklim yang sedang berlangsung.

Dampak Perubahan Iklim Pada Penerbangan

Bahkan meskipun dibantu menggunakan peralatan canggih seperti alat pemantau cuaca / weather station hingga satelit pemantau cuaca masih saja cuaca akhir – akhir ini menjadi sulit diprediksi.

Dampak perubahan iklim ini juga dirasakan oleh dunia penerbangan, terlebih lagi pada penerbangan dari Eropa ke Amerika Serikat yang melintasi Samudera Atlantik menjadi lebih lama dari biasanya. Hal tersebut diambil dari kesimpulan riset yang dilakukan oleh para ilmuwan dan ahli.

Seorang pakar atmosfer dari Universitas Reading, Inggris, Paul Williams menunjukkan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan jet stream. Peristiwa tersebut merupakan angin kuat yang bertiup di ketinggian yang sama dengan pesawat jet dari barat ke timur di atas Samudera Atlantik, kini angin tersebut berhembus dengan lebih kuat.

Hal ini menyebabkan pesawat yang terbang menuju Amerika membutuhkan waktu yang lebih lama dari sebelumnya untuk sampai, namun berbeda dengan pesawat dari AS ke Eropa yang akan lebih cepat karena memanfaatkan angin tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan Williams dalam studinya yang telah diterbitkan dalam jurnal Environment Research Letters.

Berdasarkan perhitungannya, penerbangan menuju AS akan menjadi 5 menit lebih lama dari biasanya, mungkin terlihat sebentar namun bila mengingat jalur penerbangan trans-Atlantik merupakan rute yang padat dengan rata – rata 600 penerbangan per hari. Meskipun keterlambatan hanya sekitar 5 menit namun karena lalu lintas yang sangat padat tentu hal ini akan sangat merugikan pihak maskapai penerbangan.

Perubahan kecepatan angin tersebut dapat memberikan dampak yang cukup berarti, menurut Williams hal tersebut dapat menambah waktu terbang hingga 2.000 jam per tahun, selain itu maskapai penerbangan juga harus menggunakan 33 juta liter bahan bakar lebih banyak dari biasanya bila ditotal dari seluruh penerbangan seluruh maskapai. Hal ini akan meningkatkan biaya perjalanan dan penerbangan sehingga sangat mungkin untuk meningkatkan harga tiket tentunya.

Walau demikian, Williams juga mengingatkan bahwa fenomena itu tak hanya terjadi di belahan Bumi bagian utara, namun juga terjadi pada wilayah udara di sebelah selatan Khatulistiwa.

Peristiwa jet stream ini tidak hanya terjadi di samudera Atlantik, tetapi ada juga arus yang sama di belahan Bumi bagian selatan yang sangat mungkin bahwa rute penerbangan yang sama di seluruh dunia akan terpengaruh oleh perubahan ini.

Dalam studinya Williams menghitung perubahan kecepatan angin berdasarkan peningkatan jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang turut memicu pemanasan global dan ironisnya pesawat adalah salah satu penghasil karbon terbesar di udara.

Adapun kecepatan jet stream dipengaruhi oleh perbedaan suhu udara di wilayah udara kutub dan Khatulistiwa, berdasarkan analisis satelit telah menunjukkan bahwa perbedaan suhu di dua kawasan itu semakin tinggi.

Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Konsultasi gratis alat ukur dan uji yang sesuai kebutuhan Anda. Segera hubungi kami.