Tips Persemaian Bibit Agar Panen Maksimal – Sebaiknya sebelum dipindahkan ke media tanam, bibit hidroponik yang terdapat pada persemaian akan memperlihatkan potensinya terlebih dahulu.
Apabila tanaman tersebut tidak tumbuh dengan optimal pada saat disemai, maka sebaiknya gantilah benih dengan benih lainnya untuk ditanam. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam berkebun tentu melakukan panen berlimpah dengan hasil yang memuaskan.
Tips Persemaian Bibit Agar Panen Maksimal
Akan tetapi ada banyak orang yang tidak memahami bahwa proses tersebut tidak hanya terletak pada perawatan saja, namun juga terjadi sejak sebelum hingga selama penyemaian. Adapun cara menyemai bibit hidroponik agar mendapatkan hasil panen yang maksimal yaitu sebagai berikut :
1. Penentuan Kualitas Benih
Perihal memilih benih dalam berkebun memang merupakan usaha yang cukup rumit. Terkadang dari berbagai banyaknya bibit, tak jarang tanamannya bisa gagal. Tentu saja hal tersebut dapat disebabkan jika Anda membeli benih dari tempat yang belum terpercaya.
Apabila Anda membeli benih dari tempat yang jelas memproduksi indukan bagus, maka kemungkinan besarnya benih yang dibeli mempunyai genetik yang serupa, dan hasil panennya juga kemungkinan besar akan memuaskan.
Tidak hanya memilih benih, ada peran yang tidak kalah penting yaitu cara menyimpannya. Karena dalam menyimpan kita akan mempertahankan kualitas benih. Dalam penyimpanan syaratnya hanya teduh dan tidak terkena paparan sinar matahari secara langsung.
Hal lain yang dapat Anda lakukan yaitu dengan cara membungkus benih hidroponik dalam wadah yang kedap udara dan menyimpannya di dalam lemari es. Sebaiknya usahakan agar bibit tersebut tidak terkena air, termasuk ketika akan memakainya cukup keluarkan saja seperlunya dan langsung masukkan lagi ke wadah penyimpanan.
Ada berbagai macam jenis bibit hidroponik mulai dari jenis RZ impor yang populer yang terdapat pada kalangan hobiis sebagai bibit berkualitas hingga jenis lokal seperti Known You Seed.
2. Persemaian
Apabila sudah mendapatkan bibit unggul maka langkah selanjutnya yaitu melakukan persemaian. Ini merupakan langkah yang tidak boleh terlewatkan karena proses persemaian ini merupakan proses adaptasi dari benih menjadi sebuah tumbuhan baru yang akan mengalami masa tanam. Pada saat melakukan persemaian untuk jenis sayuran ataupun buah, sebaiknya selalu tempatkan pada lokasi yang teduh dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
Pada tempat yang teduh umumnya lebih mempunyai suhu yang stabil sehingga tidak mengganggu proses tumbuh benih tersebut. Untuk media semai juga perlu dibuat bersih dan dilakukan pemeriksaan secara berkala terkait adanya tumbuhan seperti alga, gulma, dan berbagai serangan hama atau bibit penyakit. Ini merupakan proses penampian. Apabila benih yang tumbuh tidak bagus maka pada proses selanjutnya tidak akan digunakan kembali.
3. Paparan Sinar Matahari
Untuk tumbuhan memang sinar matahari memiliki peran yang penting dalam melakukan proses fotosintesis, begitu juga dengan tanaman yang ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik. Pada jenis benih yang masih sangat baru harus mendapatkan sinar matahari dengan optimal agar proses pertumbuhannya dapat tumbuh dengan baik.
Pada saat disemai dan benih tersebut mulai menunjukkan pertumbuhan yang ditandai dengan pecah bening maka sebaiknya segera dipindah ke tempat yang lainnya yang lebih mendapatkan sinar matahari. Setiap tumbuhan memiliki waktu tumbuh yang berbeda – beda tergantung dari jenis sayuran ataupun buah yang ditanam.
Namun sebaiknya jangan letakkan benih tersebut secara terus menerus di bawah sinar matahari. Sebaiknya cukup 7 sampai 8 jam saja, dan waktu yang ideal untuk berjemur yaitu pada saat pukul 08.00 – 15.00. Apabila sinar matahari tidak muncul atau sulit untuk mendapatkan sinar matahari maka dapat diganti dengan menggunakan lampu penerangan.
Yang terpenting jangan sampai tanaman menjadi hangat agar proses penyerapan nutrisi bisa berjalan dengan baik. Apabila tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup, maka tanaman akan mempunyai daun yang lebar serta dapat tumbuh tinggi dan buah yang dihasilkan merupakan buah yang ranum.
4. Kelembaban Air
Pada umumnya kondisi kelembaban ketika persemaian dengan saat di lahan tanam akan berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada kemampuan benih dalam mengolah nutrisi menjadi makanan untuk tumbuhan. Pada saat dalam tahap persemaian, biasanya air yang dibutuhkan hanya sedikit saja.
Sebaiknya pastikan agar media tanam hanya lembab dan tidak basah sepenuhnya. Karena jika terlalu basah maka benih tanaman tersebut berpotensi untuk busuk. Apabila sudah dipindahkan pada lahan tanam maka kuantitas air akan bertambah karena air tersebut dibutuhkan untuk pelarutan enzim untuk proses fotosintesis.
Begitu juga dengan ketersediaan cairan yang berupa larutan nutrisi. Larutan nutrisi umumnya tidak perlu diganti pada saat persemaian karena benih hanya jumlah nutrisi yang dibutuhkan masih terbatas. Namun ada hal berbeda yang terjadi dengan benih yang sudah dipindah tanamkan.
Seiring menunggu proses panen tiba, benih akan membutuhkan nutrisi dengan kuantitas yang meningkat dan penggantian larutan nutrisi juga akan menghindarkan dari endapan di dasar waduk nutrisi yang dapat menyebabkan kelebihan dosis pada tanaman tersebut.