Industri otomotif global berada dalam perlombaan tanpa henti: menciptakan kendaraan yang lebih efisien, lebih aman, dan lebih ramah lingkungan. Di tengah persaingan ini, muncul satu tantangan fundamental: bagaimana cara mengurangi bobot kendaraan secara signifikan tanpa mengorbankan kekuatan dan keselamatan? Jawabannya terletak pada revolusi material yang dipimpin oleh komposit.
Namun, bagi banyak profesional industri, manajer teknis, dan bahkan para insinyur, material komposit sering kali diselimuti oleh jargon yang rumit dan data laboratorium yang abstrak. Artikel ini adalah panduan definitif Anda untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Kami akan membawa Anda dalam perjalanan lengkap, mulai dari serat mikroskopis dan resin polimer, melalui proses rekayasa dan uji kekuatan yang ketat, hingga dampak nyata pada performa, keamanan, dan efisiensi operasional kendaraan di jalan raya. Bersiaplah untuk memahami bagaimana data dari laboratorium diubah menjadi keunggulan kompetitif di pasar otomotif.
- Mengapa Material Komposit Merevolusi Industri Otomotif?
- Ilmu di Balik Kekuatan: Rekayasa dan Optimasi Komposit
- Uji Kekuatan Komposit: Menjamin Keamanan dan Kualitas
- Tantangan dan Realitas: Memahami Kelemahan Komposit
- Aplikasi di Dunia Nyata: Komposit dari Supercar hingga Mobil Listrik
- Kesimpulan
- References
Mengapa Material Komposit Merevolusi Industri Otomotif?
Revolusi material komposit di sektor otomotif didorong oleh satu tujuan utama: efisiensi. Dalam dunia di mana setiap gram bobot memengaruhi konsumsi bahan bakar dan emisi, material komposit menawarkan solusi yang tidak dapat ditandingi oleh logam tradisional. Ini bukan sekadar penggantian material, melainkan sebuah pergeseran paradigma dalam desain dan rekayasa kendaraan.
Hubungan antara bobot dan efisiensi sangatlah langsung. Data industri secara konsisten menunjukkan bahwa untuk setiap pengurangan 10 kg bobot kendaraan, emisi karbon dapat berkurang hingga 1 gram per kilometer.1 Bagi operator armada atau perusahaan yang mengelola ratusan kendaraan, penghematan ini berskala besar, berdampak langsung pada biaya operasional dan pemenuhan regulasi emisi yang semakin ketat. Inisiatif seperti yang dijalankan oleh Department of Energy Lightweight Materials Program menggarisbawahi pentingnya strategi ini di tingkat kebijakan dan industri global.2
Definisi Material Komposit: Lebih dari Sekadar Serat Karbon
Secara sederhana, material komposit adalah gabungan dari dua atau lebih material konstituen dengan sifat fisik atau kimia yang berbeda secara signifikan. Ketika digabungkan, mereka menghasilkan material baru dengan karakteristik yang lebih unggul daripada komponen individunya. Struktur dasarnya terdiri dari:
- Serat Penguat (Reinforcement Fibers): Memberikan kekuatan, kekakuan, dan menahan sebagian besar beban.
- Matriks Polimer (Polymer Matrix): Berfungsi sebagai pengikat yang menyatukan serat, melindunginya dari kerusakan, dan mendistribusikan beban ke seluruh serat.
Meskipun Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP) atau serat karbon adalah yang paling terkenal karena rasio kekuatan-terhadap-beratnya yang luar biasa, beberapa jenis komposit lain juga sangat penting dalam aplikasi otomotif:
- Glass Fiber Reinforced Plastic (GFRP): Sering digunakan untuk panel bodi, bumper, dan komponen interior karena biayanya yang lebih rendah dibandingkan CFRP.
- Aramid/Kevlar® Reinforced Plastic: Dikenal karena ketahanan benturan dan abrasi yang superior, sering digunakan pada komponen pelindung dan panel bodi mobil balap.
Keunggulan Utama: Perbandingan Komposit vs. Baja & Aluminium
Untuk memahami dampak transformatif dari komposit, perbandingan langsung dengan material tradisional sangatlah penting. Meskipun baja dan aluminium masih menjadi tulang punggung industri, komposit menawarkan serangkaian keunggulan yang ditargetkan untuk mengatasi kelemahan logam.
Berikut adalah tabel perbandingan yang merangkum perbedaan utama antara material-material ini dari perspektif bisnis dan rekayasa:
| Fitur | Material Komposit (CFRP) | Aluminium | Baja |
|---|---|---|---|
| Kekuatan-terhadap-Berat | Sangat Tinggi | Sedang | Rendah |
| Kekakuan (Stiffness) | Sangat Tinggi (Dapat Disesuaikan) | Sedang | Tinggi |
| Ketahanan Korosi | Sangat Baik | Baik | Buruk (Memerlukan Pelapisan) |
| Fleksibilitas Desain | Sangat Tinggi (Bentuk Kompleks) | Sedang | Rendah |
| Biaya Material Awal | Sangat Tinggi | Sedang | Rendah |
| Kompleksitas Manufaktur | Tinggi | Sedang | Rendah |
| Potensi Pengurangan Bobot | 50-70% vs. Baja | 30-40% vs. Baja | Baseline |
Keunggulan utama komposit terletak pada rasio kekuatan-terhadap-beratnya yang superior. Ini berarti sebuah komponen komposit dapat memiliki kekuatan yang sama atau bahkan lebih besar dari komponen baja, namun dengan bobot yang jauh lebih ringan. Keunggulan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi bahan bakar tetapi juga meningkatkan dinamika berkendara, termasuk akselerasi, pengereman, dan kelincahan.
Ilmu di Balik Kekuatan: Rekayasa dan Optimasi Komposit
Kekuatan luar biasa dari material komposit bukanlah kebetulan; itu adalah hasil dari rekayasa presisi di tingkat mikroskopis. Tidak seperti logam yang bersifat isotropik (memiliki kekuatan yang sama di semua arah), komposit bersifat anisotropik, artinya kekuatannya dapat “diarahkan” secara spesifik untuk menahan beban yang diantisipasi. Kemampuan inilah yang memungkinkan para insinyur melakukan optimasi material secara ekstrem.
Proses optimasi ini adalah kunci untuk mencapai efisiensi material maksimum—menciptakan komponen yang sekuat yang dibutuhkan, tanpa satu gram pun material yang terbuang. Penelitian mutakhir, seperti yang dilakukan oleh Oak Ridge National Laboratory Composites Research, terus mendorong batas-batas dari apa yang mungkin dilakukan, misalnya dengan meningkatkan kekuatan ikatan antara serat dan matriks.3
Anatomi Komposit: Peran Serat (Penguat) dan Matriks (Pengikat)
Untuk memahami cara kerja komposit, analogi yang paling efektif adalah beton bertulang. Dalam struktur ini:
- Batang baja (rebar) berfungsi seperti serat penguat. Mereka menahan beban tarik dan memberikan kekuatan struktural utama.
- Beton itu sendiri berfungsi seperti matriks polimer. Ia menahan beban tekan, menyatukan batang baja pada posisinya, dan mendistribusikan beban ke seluruh struktur.
Dalam komposit otomotif, serat karbon, kaca, atau aramid adalah “rebar” mikroskopis yang memberikan kekuatan dan kekakuan. Matriks, yang biasanya berupa resin epoksi atau polimer termoplastik, adalah “beton” yang mengikat semuanya. Kekuatan ikatan antara serat dan matriks sangat penting; jika ikatan ini lemah, material akan gagal di bawah tekanan. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa penambahan aditif seperti nanoplatelet grafit ke dalam resin epoksi dapat meningkatkan kekuatan secara signifikan.4
Teknik Meningkatkan Kekuatan: Dari Desain Laminat hingga Hibridisasi
Insinyur memiliki beberapa alat canggih untuk merekayasa dan mengoptimalkan kekuatan komposit:
- Orientasi Serat dan Desain Laminat: Komponen komposit tidak dibuat dari satu lapisan tebal, melainkan dari beberapa lapisan tipis (plies) yang ditumpuk bersama, membentuk sebuah laminat. Dengan mengatur sudut orientasi serat di setiap lapisan (misalnya, [0°/90°] untuk kekuatan bi-aksial atau [0°/45°/-45°/90°] untuk kekuatan quasi-isotropik), insinyur dapat menyesuaikan kekakuan dan kekuatan komponen untuk menahan beban operasional secara presisi.
- Hibridisasi: Teknik ini melibatkan penggunaan lebih dari satu jenis serat dalam satu laminat. Misalnya, lapisan luar sebuah panel mungkin menggunakan serat karbon untuk kekakuan maksimum dan penampilan estetis, sementara lapisan dalam menggunakan serat kaca untuk ketahanan benturan dan menekan biaya. Pendekatan ini memungkinkan keseimbangan yang optimal antara performa, bobot, dan biaya produksi.
Sebagai studi kasus sederhana, bayangkan proses optimasi spoiler mobil balap. Insinyur akan menggunakan analisis elemen hingga (FEA) untuk memetakan gaya aerodinamis. Mereka kemudian akan merancang laminat komposit dengan lebih banyak serat yang berorientasi untuk melawan gaya-gaya tersebut, sambil mengurangi jumlah serat di area bertekanan rendah untuk menghemat berat. Hasilnya adalah komponen yang sangat kaku dan kuat di tempat yang dibutuhkan, namun tetap ringan secara keseluruhan.
Uji Kekuatan Komposit: Menjamin Keamanan dan Kualitas
Setiap klaim mengenai kekuatan dan bobot ringan material komposit tidak akan berarti tanpa validasi empiris yang ketat. Di sinilah pengujian material memegang peranan krusial. Bagi industri otomotif, di mana keselamatan adalah hal yang tidak bisa ditawar, pengujian bukan hanya bagian dari kontrol kualitas—itu adalah fondasi dari kepercayaan konsumen dan kepatuhan terhadap regulasi. Proses pengujian memastikan bahwa setiap komponen, mulai dari sasis hingga panel bodi, akan berkinerja sesuai prediksi di bawah kondisi dunia nyata.
Pentingnya Standar Pengujian (ASTM & ISO)
Untuk memastikan hasil pengujian konsisten, dapat direproduksi, dan dapat dibandingkan di seluruh dunia, industri mengandalkan standar yang dikembangkan oleh organisasi otoritatif. Dua yang paling menonjol adalah:
- ASTM International: Sebelumnya dikenal sebagai American Society for Testing and Materials, organisasi ini mengembangkan dan menerbitkan standar teknis untuk berbagai material, produk, dan layanan.
- ISO (International Organization for Standardization): Sebuah federasi global badan standar nasional yang menetapkan standar internasional untuk memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi.
Mengikuti standar ini memastikan bahwa ketika sebuah material dinyatakan memiliki “kekuatan tarik 600 MPa,” nilai tersebut diukur menggunakan metodologi yang sama baik di laboratorium di Jerman, Jepang, maupun Amerika Serikat.
Metode Uji Destruktif: Mengukur Batas Kemampuan
Pengujian destruktif, sesuai namanya, melibatkan pengujian sampel material hingga titik kegagalannya. Tujuannya adalah untuk mengukur sifat mekanik fundamental dan menentukan batas kemampuan material.
Uji Tarik (Tensile Test): Mengungkap Kekuatan & Elastisitas
Uji tarik adalah salah satu pengujian mekanis yang paling fundamental. Dalam pengujian ini, sampel material dengan bentuk dan dimensi standar ditarik secara perlahan oleh mesin uji universal hingga patah. Proses ini, yang umumnya mengikuti standar seperti ASTM D3039 Tensile Testing Standard untuk komposit matriks polimer, mengukur beberapa properti penting:5
- Kekuatan Tarik (Tensile Strength): Tegangan maksimum yang dapat ditahan material sebelum mulai patah.
- Modulus Elastisitas (Young’s Modulus): Ukuran kekakuan material; seberapa besar material akan meregang di bawah beban tertentu.
- Regangan (Strain): Persentase perpanjangan material sebelum patah.
Data ini digambarkan dalam kurva tegangan-regangan (stress-strain curve), yang memberikan wawasan mendalam kepada insinyur tentang bagaimana material akan berperilaku di bawah beban tarik, seperti yang dialami oleh komponen suspensi atau sasis.
Jika Anda membutuhkan alat untuk uji tarik (Tensile Tester), cek beberapa rekomendasi produk berikut ini:
-

Tensile Tester PCE-DFG 20K X-ICA incl. ISO-Calibration Certificate
Lihat produk★★★★★ -

Tensile Tester PCE-DFG 50K XF
Lihat produk★★★★★ -

Tensile Tester PCE-DFG 1000 X-ICA incl. ISO-Calibration Certificate
Lihat produk★★★★★ -

Tensile Tester PCE-DFG 100K X-ICA incl. ISO-Calibration Certificate
Lihat produk★★★★★
Uji Impak (Impact Test): Menilai Ketangguhan Terhadap Benturan
Sementara uji tarik mengukur kekuatan di bawah beban yang lambat dan stabil, uji impak mengukur kemampuan material untuk menyerap energi dari benturan mendadak. Ini sangat penting untuk komponen yang terkait dengan keselamatan tabrakan, seperti bumper dan struktur pelindung. Dalam uji Charpy atau Izod, sebuah pendulum berbobot diayunkan untuk mematahkan sampel material yang diberi takik. Jumlah energi yang diserap oleh sampel selama patah menunjukkan ketangguhan (toughness) material tersebut. Nilai ketangguhan yang tinggi berarti material lebih mampu menyerap energi tabrakan, mengurangi dampak yang ditransfer ke penumpang kendaraan.
Jika Anda membutuhkan alat untuk uji impak, cek beberapa rekomendasi produk berikut ini:
Metode Uji Non-Destruktif (NDT): Mendeteksi Cacat Tersembunyi
Tidak semua pengujian harus menghancurkan komponen. Pengujian Non-Destruktif (NDT) adalah serangkaian teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi sifat atau menemukan cacat internal pada sebuah material tanpa menyebabkan kerusakan. Dalam manufaktur komposit, di mana cacat seperti rongga (voids), delaminasi (pemisahan lapisan), atau inklusi benda asing dapat terjadi, NDT sangat penting untuk kontrol kualitas. Metode umum termasuk:
- Uji Ultrasonik: Gelombang suara berfrekuensi tinggi dikirim melalui material. Gema dari gelombang ini dianalisis untuk mendeteksi perubahan atau cacat di bawah permukaan, mirip dengan cara kerja USG medis.
- Radiografi (Sinar-X): Digunakan untuk melihat variasi kepadatan internal dan menemukan cacat seperti rongga atau retakan.
Jika Anda membutuhkan alat untuk deteksi cacat (Flaw Detector), cek beberapa rekomendasi produk berikut ini:
Tantangan dan Realitas: Memahami Kelemahan Komposit
Untuk memberikan gambaran yang lengkap dan membangun kepercayaan, penting untuk membahas tantangan dan kelemahan material komposit secara transparan. Meskipun memiliki banyak keunggulan, komposit bukanlah solusi sempurna untuk setiap aplikasi. Memahami keterbatasannya adalah kunci untuk penerapan yang tepat dan manajemen risiko yang efektif dalam siklus hidup produk.
Mode Kegagalan Umum: Delaminasi, Retak, dan Patah Serat
Tidak seperti logam yang cenderung bengkok atau penyok sebelum patah, komposit memiliki mode kegagalan yang unik dan sering kali lebih kompleks:
- Delaminasi: Ini adalah pemisahan antara lapisan-lapisan (plies) dalam laminat komposit. Delaminasi dapat secara drastis mengurangi kekakuan dan kekuatan komponen, dan sering kali sulit dideteksi secara visual karena terjadi di dalam material.
- Retak Matriks (Matrix Cracking): Retakan kecil dapat terbentuk di dalam matriks resin karena tekanan atau kelelahan material. Meskipun tidak selalu menyebabkan kegagalan langsung, retakan ini dapat tumbuh dan bergabung, yang pada akhirnya membahayakan integritas serat penguat.
- Patah Serat (Fiber Fracture): Ini adalah mode kegagalan utama di mana serat penguat itu sendiri putus. Hal ini biasanya terjadi ketika komponen telah mencapai batas beban ultimatenya.
Memahami mode kegagalan ini sangat penting untuk merancang struktur yang aman dan mengembangkan prosedur inspeksi yang andal.
Pertimbangan Biaya, Perbaikan, dan Daur Ulang
Tiga tantangan praktis terbesar dalam adopsi komposit secara luas adalah:
- Biaya: Bahan baku, terutama serat karbon, dan proses manufaktur yang padat karya atau memerlukan peralatan canggih (seperti autoklaf) membuat biaya produksi komponen komposit secara signifikan lebih tinggi daripada komponen baja atau aluminium.
- Perbaikan: Memperbaiki panel komposit yang rusak jauh lebih rumit daripada memperbaiki panel logam. Perbaikan memerlukan teknisi khusus, lingkungan yang terkontrol, dan material yang tepat untuk memastikan integritas struktural pulih sepenuhnya. Ini dapat memengaruhi biaya asuransi dan pemeliharaan jangka panjang.
- Daur Ulang: Daur ulang komposit termoset (seperti yang menggunakan resin epoksi) secara historis sangat sulit. Memisahkan serat dari matriks adalah proses yang boros energi. Namun, industri sedang aktif mengembangkan metode daur ulang yang lebih efisien, termasuk pirolisis dan pengembangan resin termoplastik yang lebih mudah didaur ulang.
Aplikasi di Dunia Nyata: Komposit dari Supercar hingga Mobil Listrik
Teori, rekayasa, dan pengujian material komposit mencapai puncaknya ketika diterapkan pada kendaraan nyata. Dari sirkuit balap hingga jalan raya perkotaan, komposit telah membuktikan nilainya dalam meningkatkan performa, efisiensi, dan keselamatan. Melihat studi kasus ini memberikan bukti nyata dari potensi transformatif material canggih ini. Menurut American Composites Manufacturers Association (ACMA), adopsi komposit terus berkembang seiring dengan matangnya teknologi manufaktur dan meningkatnya permintaan akan kendaraan yang lebih efisien.6
Studi Kasus Implementasi Komposit pada Kendaraan Ternama
Studi Kasus 1: McLaren dan Sasis Monocoque Serat Karbon
- Masalah: Untuk mencapai performa supercar, dibutuhkan sasis yang sangat kaku untuk handling presisi, namun juga sangat ringan untuk akselerasi dan pengereman maksimal. Sasis juga harus sangat kuat untuk melindungi penumpang saat terjadi tabrakan berkecepatan tinggi.
- Solusi Komposit: McLaren menjadi pionir dalam penggunaan sasis “MonoCell” atau “Monocage” yang terbuat seluruhnya dari serat karbon. Struktur tunggal ini memberikan kekakuan torsi yang luar biasa dengan bobot yang jauh lebih rendah daripada sasis baja atau aluminium, menciptakan platform yang ideal untuk performa ekstrem.
Studi Kasus 2: BMW i3 dan Sel Penumpang “Carbon Core”
- Masalah: Pada awal pengembangan mobil listrik, bobot baterai yang berat menjadi penghalang utama untuk mencapai jangkauan yang layak. BMW membutuhkan cara radikal untuk mengimbangi bobot baterai tanpa mengorbankan ruang interior atau keselamatan.
- Solusi Komposit: BMW mengembangkan sel penumpang (life module) untuk i3 yang seluruhnya terbuat dari CFRP. Penggunaan “Carbon Core” ini secara drastis mengurangi bobot kendaraan, memungkinkan penggunaan baterai yang lebih kecil untuk jangkauan yang sama, atau jangkauan yang lebih jauh dengan baterai berukuran standar. Ini adalah salah satu contoh pertama penggunaan serat karbon dalam produksi massal.
Peran Krusial Komposit dalam Era Kendaraan Listrik (EV)
Pentingnya pengurangan bobot menjadi semakin krusial di era kendaraan listrik (EV). Baterai adalah komponen terberat dalam sebuah EV, dan setiap kilogram tambahan secara langsung mengurangi jangkauan tempuh dan efisiensi. Komposit menjadi teknologi kunci untuk mengatasi “kecemasan jangkauan” (range anxiety).
Dengan mengganti komponen logam berat dengan komposit yang lebih ringan, produsen EV dapat:
- Meningkatkan Jangkauan: Pengurangan bobot memungkinkan kendaraan menempuh jarak lebih jauh dengan sekali pengisian daya.
- Meningkatkan Performa: Bobot yang lebih ringan berarti akselerasi yang lebih cepat dan handling yang lebih baik, memanfaatkan torsi instan dari motor listrik.
- Mengoptimalkan Desain Baterai: Produsen dapat memilih untuk mempertahankan jangkauan yang sama sambil menggunakan paket baterai yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih murah.
Secara efektif, material komposit memungkinkan lingkaran kebajikan (virtuous cycle) dalam desain EV: bobot yang lebih ringan membutuhkan lebih sedikit energi untuk bergerak, yang berarti baterai yang lebih kecil dapat digunakan, yang selanjutnya mengurangi bobot dan biaya.
Kesimpulan
Material komposit telah berevolusi dari bahan eksotis yang hanya ditemukan di mobil balap menjadi komponen integral dalam strategi industri otomotif modern. Seperti yang telah kita jelajahi, keunggulan mereka dalam pengurangan bobot, kekuatan yang dapat disesuaikan, dan fleksibilitas desain secara langsung menjawab tuntutan akan efisiensi bahan bakar, performa superior, dan inovasi di era kendaraan listrik.
Kami telah menelusuri perjalanan lengkapnya—mulai dari anatomi dasar serat dan matriks, teknik rekayasa yang canggih untuk mengoptimalkan kekuatan, hingga tantangan praktis dalam penggunaannya. Yang terpenting, kami telah melihat bahwa di balik setiap aplikasi komposit yang sukses terdapat landasan pengujian yang ketat dan terstandarisasi. Uji tarik, uji impak, dan metode NDT bukanlah sekadar prosedur laboratorium; mereka adalah penjamin keamanan dan kualitas yang memungkinkan material canggih ini digunakan dengan percaya diri di jalan raya. Dengan memahami seluruh siklus ini, Anda kini memiliki wawasan yang jelas tentang bagaimana serat mikroskopis berkontribusi pada efisiensi makroekonomi dan masa depan mobilitas yang berkelanjutan.
Sebagai pemasok dan distributor instrumen pengukuran dan pengujian terkemuka yang berspesialisasi dalam melayani klien bisnis dan aplikasi industri, CV. Java Multi Mandiri memahami betapa pentingnya validasi material yang akurat untuk inovasi produk. Kami menyediakan peralatan canggih yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan uji kekuatan, analisis material, dan kontrol kualitas yang andal. Jika perusahaan Anda berupaya mengoptimalkan efisiensi material dan memastikan integritas produk, kami siap menjadi mitra Anda. Mari diskusikan kebutuhan perusahaan Anda dan temukan solusi pengujian yang tepat untuk mendorong kesuksesan bisnis Anda.
Rekomendasi Alat Laboratorium
-

Pouring Mould
Lihat produk★★★★★ -

Incubator
Lihat produk★★★★★ -

Ultrasonografi – USG
Lihat produk★★★★★ -

4 Position Magnetic Stirrer Without Hotplate PRO-4A
Lihat produk★★★★★ -

DEHUMIDIFIER 120L
Lihat produk★★★★★ -

Alat Filtrasi Vakum Laboratorium JOANLAB VP-10L
Lihat produk★★★★★ -

Digital Multiposition Magnetic Hotplate Stirrer
Lihat produk★★★★★ -

Muffle Furnace
Lihat produk★★★★★
References
- Kejianinc.com. (N.D.). Penerapan Material Komposit di Bidang Otomotif. Retrieved from id.kejianinc.com
- U.S. Department of Energy. (N.D.). Lightweight Materials for Cars and Trucks. Retrieved from https://www.energy.gov/eere/vehicles/lightweight-materials-cars-and-trucks
- Oak Ridge National Laboratory. (N.D.). Unconventional technology enhances composites important to automotive, aerospace and renewable energy. Retrieved from https://www.ornl.gov/news/unconventional-technology-enhances-composites-important-automotive-aerospace-and-renewable
- Hanepoxy.net. (N.D.). Cara Meningkatkan Kekuatan Komposit untuk Otomotif. Retrieved from www.hanepoxy.net
- ASTM International. (N.D.). Standard Test Method for Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials (ASTM D3039 / D3039M – 08). Retrieved from https://www.astm.org/d3039_d3039m-08.html
- American Composites Manufacturers Association (ACMA). (N.D.). Positioning Composites in Automotive Production. Retrieved from https://acmanet.org/positioning-composites-in-automotive-production/























