Suara berderit dari lantai kayu di gudang atau retakan yang baru terlihat pada balok penyangga di fasilitas komersial Anda bukan sekadar gangguan kecil. Bagi manajer fasilitas, pemilik properti, dan pengambil keputusan bisnis, ini adalah sinyal peringatan yang menandakan potensi risiko operasional, penurunan nilai aset, dan masalah keamanan yang serius. Ketidakpastian mengenai integritas struktur bangunan kayu sering kali menimbulkan kekhawatiran: Apakah ini masalah kosmetik, atau pertanda kegagalan struktural yang akan datang?
Mengelola aset properti, terutama bangunan bersejarah atau yang menggunakan kayu sebagai elemen struktur utama, menuntut lebih dari sekadar perawatan rutin. Ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang kondisi material yang sebenarnya. Di sinilah uji kekuatan kayu menjadi proses yang tak ternilai.
Artikel ini adalah panduan komprehensif bagi para profesional yang bertanggung jawab atas aset bangunan. Kami akan memandu Anda melalui setiap langkah, mulai dari mendiagnosis masalah secara visual, memahami metode pengujian profesional yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), hingga mengeksplorasi solusi perkuatan dan restorasi yang efektif. Tujuannya adalah mengubah kekhawatiran Anda menjadi kepastian dan tindakan yang terukur, memastikan keamanan, kepatuhan, dan umur panjang investasi properti Anda.
- Fondasi Struktur Kayu: Memahami Karakteristik & Titik Kritis
- Diagnosis Dini: Panduan Inspeksi Visual Struktur Kayu Anda
- Validasi Profesional: Metode Uji Kekuatan Kayu Sesuai Standar
- Solusi Praktis: Teknik Perkuatan dan Restorasi Struktur Kayu
- Kesimpulan: Dari Kekhawatiran Menuju Kepastian Struktural
- Referensi
Fondasi Struktur Kayu: Memahami Karakteristik & Titik Kritis
Sebelum mendiagnosis masalah, penting untuk memahami material itu sendiri. Kayu adalah salah satu bahan konstruksi tertua dan paling serbaguna, namun memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari baja atau beton. Memahami sifat-sifat ini adalah langkah pertama dalam manajemen aset properti kayu yang efektif.
Kayu memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang luar biasa. Faktanya, berdasarkan beratnya sendiri, beberapa jenis kayu dapat menahan beban hingga 14 kali lipat dari baja. Namun, sebagai material organik, kayu juga rentan terhadap degradasi dari faktor lingkungan jika tidak dirancang, dipasang, dan dirawat dengan benar. Memahami keseimbangan antara kekuatan dan kerentanan ini sangat penting untuk setiap proyek restorasi atau renovasi.
Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Material Struktur
Setiap keputusan material dalam proyek konstruksi atau renovasi adalah pertukaran antara kelebihan dan kekurangan. Untuk struktur kayu, pertimbangan utamanya adalah sebagai berikut:
Kelebihan Struktur Kayu | Kekurangan Struktur Kayu |
---|---|
Rasio Kekuatan-Berat Tinggi: Sangat kuat untuk bobotnya yang relatif ringan, mengurangi beban pada fondasi dan memudahkan konstruksi. Kuat tekan kayu bahkan sebanding dengan beton bertulang. | Kerentanan terhadap Kelembaban: Kelembaban berlebih dapat menyebabkan pembusukan (pelapukan) oleh jamur dan perubahan dimensi (muai-susut). |
Fleksibilitas & Ketahanan Gempa: Kemampuan kayu untuk melentur di bawah beban membuatnya lebih tahan terhadap guncangan seismik dibandingkan material yang kaku seperti beton tanpa tulangan. | Kerentanan terhadap Hama: Tanpa perlakuan yang tepat, kayu dapat menjadi sasaran serangga perusak seperti rayap dan kumbang bubuk kayu. |
Kemudahan Fabrikasi: Kayu mudah dipotong, dibentuk, dan disambung di lokasi proyek, memungkinkan fleksibilitas desain yang lebih besar. | Sifat Mudah Terbakar: Meskipun kayu solid tebal memiliki ketahanan api yang dapat diprediksi (membentuk lapisan arang pelindung), kayu tetap merupakan material yang mudah terbakar. |
Nilai Estetika & Keberlanjutan: Menawarkan tampilan visual yang hangat dan alami. Jika berasal dari sumber yang dikelola secara lestari, kayu adalah pilihan material yang ramah lingkungan. | Variabilitas Material: Sebagai produk alami, kekuatan dan karakteristik kayu dapat bervariasi antar spesies, bahkan dalam satu batang pohon yang sama, sehingga memerlukan inspeksi dan grading yang cermat. |
Titik Kritis yang Rawan Kerusakan pada Bangunan Kayu
Dalam setiap struktur rangka kayu, ada beberapa area yang secara inheren lebih rentan terhadap kerusakan dan memerlukan perhatian khusus selama inspeksi dan perawatan. Memantau titik-titik kritis ini dapat membantu mendeteksi masalah sebelum menjadi bencana.
- Sambungan Struktur: Titik pertemuan antara balok dan kolom, atau kuda-kuda dengan dinding, adalah area konsentrasi tegangan. Sambungan yang longgar, retak, atau menunjukkan tanda-tanda korosi pada pengencang logamnya adalah bendera merah.
- Area Kontak dengan Tanah atau Beton: Bagian bawah kolom kayu, balok sill (sill plate) yang bertumpu pada fondasi, atau ujung balok yang tertanam di dinding beton sangat rentan terhadap penyerapan air. Kelembaban konstan di area ini adalah pemicu utama pelapukan.
- Struktur Atap dan Dinding Luar: Elemen yang terpapar langsung oleh cuaca—hujan, panas matahari, dan angin—mengalami siklus basah-kering yang dapat mempercepat degradasi. Area di bawah atap yang bocor atau di dekat talang air yang tersumbat adalah lokasi utama pembusukan.
- Ujung Potongan Kayu (End Grains): Ujung balok atau papan kayu menyerap kelembaban jauh lebih cepat daripada permukaannya. Ujung yang tidak terlindungi dan terpapar elemen adalah titik masuk utama bagi air dan jamur.
Diagnosis Dini: Panduan Inspeksi Visual Struktur Kayu Anda
Sebelum memutuskan untuk melakukan pengujian teknis yang mahal, inspeksi visual yang cermat dapat memberikan banyak informasi tentang kondisi struktur kayu Anda. Ini adalah langkah diagnosis pertama yang dapat dilakukan oleh manajer properti untuk mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
Tanda-Tanda Visual Kelemahan: Apa yang Harus Dicari?
Lakukan pemeriksaan rutin pada aset bangunan kayu Anda, dengan fokus pada tanda-tanda peringatan berikut:
- Retak pada Kayu: Bedakan antara retak permukaan (checks) yang terjadi secara alami saat kayu mengering dan retak struktural (splits) yang menembus seluruh ketebalan kayu. Retak yang sejajar dengan serat kayu kurang mengkhawatirkan dibandingkan retak horizontal pada balok (retak geser) yang bisa menjadi tanda tegangan berlebih.
- Lendutan atau Deformasi: Balok lantai atau atap yang terlihat melengkung atau melendut secara signifikan di bagian tengahnya adalah indikasi bahwa ia tidak lagi mampu menahan beban desainnya. Perhatikan juga dinding yang miring atau lantai yang tidak rata.
- Perubahan Warna atau Tekstur: Kayu yang sehat memiliki warna dan tekstur yang konsisten. Perhatikan area yang tampak gelap, bernoda air, atau terasa lunak dan rapuh saat ditusuk dengan obeng. Ini adalah tanda-tanda pembusukan aktif.
- Bukti Serangan Serangga: Cari lubang-lubang kecil di permukaan kayu, tumpukan serbuk kayu halus (frass), atau jalur lumpur (mud tubes) yang dibuat oleh rayap pada fondasi atau dinding.
- Suara Tidak Wajar: Meskipun bangunan kayu secara alami dapat mengeluarkan suara berderit karena perubahan suhu dan kelembaban, suara letupan keras, kertak yang terus-menerus saat ada beban, atau derit yang semakin parah dari waktu ke waktu dapat mengindikasikan adanya pergerakan pada sambungan yang lemah atau elemen yang retak.
Membedakan Penyebab: Pelapukan Jamur vs. Serangan Rayap
Meskipun keduanya merusak kayu, jamur dan rayap meninggalkan jejak yang berbeda. Mengidentifikasi penyebabnya sangat penting untuk menentukan solusi yang tepat.
- Pelapukan oleh Jamur: Disebabkan oleh mikroorganisme yang mengurai selulosa kayu, pelapukan ini sangat bergantung pada kelembaban. Kayu yang lapuk sering kali tampak seperti spons, hancur menjadi kubus-kubus kecil (brown rot), atau menjadi pucat dan berserabut (white rot). Biasanya tidak ada terowongan internal yang jelas; seluruh bagian kayu menjadi lemah dan rapuh.
- Kerusakan oleh Rayap: Rayap memakan kayu dari dalam ke luar, sering kali meninggalkan lapisan permukaan yang tipis dan tampak utuh. Jika lapisan ini rusak, akan terlihat galeri atau terowongan internal yang berlumpur. Rayap tanah, jenis yang paling merusak di Indonesia, juga akan membangun tabung lumpur dari tanah ke sumber kayu untuk melindungi diri dari udara.
Kapan Harus Memanggil Profesional?
Inspeksi visual adalah alat skrining yang sangat baik, tetapi memiliki batasan. Anda harus segera menghubungi insinyur struktur atau inspektur bangunan profesional jika:
- Anda menemukan retakan besar (lebih lebar dari beberapa milimeter) atau retakan horizontal pada balok.
- Anda melihat lendutan atau deformasi yang jelas pada elemen struktur utama.
- Ada kerusakan akibat pelapukan atau rayap yang luas, terutama pada elemen penahan beban seperti kolom atau balok utama.
- Bangunan akan mengalami perubahan fungsi yang meningkatkan beban (misalnya, mengubah ruang kantor menjadi area penyimpanan berat).
- Anda memerlukan laporan asesmen resmi untuk keperluan asuransi, penjualan properti, atau perizinan renovasi.
Seorang profesional tidak hanya akan memvalidasi temuan Anda tetapi juga dapat merekomendasikan jenis pengujian teknis yang diperlukan untuk mengukur sisa kekuatan struktur secara kuantitatif.
Validasi Profesional: Metode Uji Kekuatan Kayu Sesuai Standar
Ketika inspeksi visual menunjukkan adanya potensi masalah, langkah selanjutnya adalah validasi kuantitatif melalui pengujian profesional. Proses ini menghilangkan dugaan dan memberikan data konkret tentang kapasitas struktur kayu. Di Indonesia, semua pengujian dan desain harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menjamin keamanan, keandalan, dan kepatuhan hukum.
Pengujian Destruktif (DT): Mengukur Kekuatan Maksimal
Pengujian Destruktif (Destructive Testing/DT) melibatkan pengambilan sampel kecil dari elemen struktur (atau dari material baru) untuk diuji di laboratorium hingga titik kegagalan. Tujuannya adalah untuk menentukan sifat mekanik ultimit material, seperti:
- Uji Kuat Tarik: Mengukur kemampuan kayu menahan gaya tarik. Prosedur ini sering mengacu pada standar seperti SNI 03-3399-1994 tentang metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium.
- Uji Kuat Tekan: Menentukan kekuatan kayu saat menahan beban tekan, baik sejajar maupun tegak lurus serat.
- Uji Kuat Lentur (Bending): Mengukur kemampuan balok untuk menahan beban tanpa patah.
Pengujian ini biasanya dilakukan menggunakan Universal Testing Machine (UTM), sebuah alat presisi yang dapat memberikan gaya tarik atau tekan terkontrol pada sampel. Meskipun memberikan data yang sangat akurat, kelemahan utamanya adalah sifatnya yang merusak, sehingga tidak selalu ideal untuk mengevaluasi setiap bagian dari bangunan yang ada.
Pengujian Non-Destruktif (NDT): Evaluasi Tanpa Merusak
Pengujian Non-Destruktif (Non-Destructive Testing/NDT) adalah serangkaian metode untuk mengevaluasi sifat material tanpa merusak atau mengubah fungsinya. Ini sangat berharga untuk investigasi bangunan yang ada karena memungkinkan asesmen di tempat dengan gangguan minimal. Seperti yang dicatat oleh para peneliti di Universitas Kristen Maranatha, NDT dengan peralatan portabel memungkinkan para ahli untuk mempelajari sifat mekanik kayu penyusun bangunan eksisting, yang sangat bermanfaat untuk keperluan investigasi.[2]
Metode NDT yang umum untuk kayu meliputi:
- Uji Visual (Visual Testing – VT): Inspeksi terstruktur oleh inspektur bersertifikat, lebih mendalam dari inspeksi awal.
- Uji Ultrasonik: Metode ini mengukur kecepatan gelombang suara merambat melalui kayu. Kecepatan yang lebih tinggi umumnya menunjukkan kayu yang lebih padat dan kuat, sementara cacat internal seperti pembusukan atau rongga akan memperlambat gelombang. Penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengonfirmasi bahwa pengujian menggunakan gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk menduga kekakuan dan kekuatan kayu secara non-destruktif, di mana hasilnya berkorelasi baik dengan pengujian statis.[3]
- Uji Akustik (Stress Wave Timing): Mirip dengan ultrasonik, metode ini mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang kejut untuk merambat antara dua sensor.
DT vs. NDT: Kapan Menggunakan Masing-Masing Metode?
Pemilihan antara DT dan NDT bergantung pada tujuan spesifik proyek, anggaran, dan kondisi bangunan.
Kriteria | Pengujian Destruktif (DT) | Pengujian Non-Destruktif (NDT) |
---|---|---|
Tujuan | Menentukan kekuatan ultimit/maksimal material. | Mendeteksi cacat, memprediksi kekakuan, dan menilai keseragaman material. |
Aplikasi | Uji kualitas material baru, analisis forensik kegagalan, validasi data NDT. | Asesmen bangunan eksisting, pemilahan kayu (grading), pemantauan kondisi struktur. |
Sifat | Merusak sampel. | Tidak merusak komponen yang diuji. |
Lokasi | Laboratorium. | Di lokasi (in-situ) atau di laboratorium. |
Hasil | Data kuantitatif langsung (misal: MPa). | Data kualitatif atau kuantitatif tidak langsung yang seringkali perlu dikorelasikan. |
Seorang insinyur struktur yang berpengalaman sering kali menggunakan kombinasi keduanya. NDT digunakan untuk memetakan kondisi keseluruhan struktur secara luas, dan DT dilakukan pada sampel dari area yang teridentifikasi paling kritis untuk memvalidasi temuan NDT.
Peran Krusial SNI dalam Renovasi dan Restorasi
Mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) bukanlah pilihan, melainkan keharusan untuk memastikan keamanan publik dan kepatuhan terhadap regulasi konstruksi di Indonesia. Untuk proyek yang melibatkan struktur kayu, standar berikut sangat relevan:
- SNI 7973:2013 (Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu): Ini adalah standar utama yang menjadi acuan untuk semua desain dan analisis struktur kayu di Indonesia. Standar ini merupakan adopsi dari standar desain Amerika dan secara resmi menggantikan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5 PKKI) tahun 1961.[1] Setiap rencana perkuatan atau restorasi harus divalidasi berdasarkan prinsip-prinsip dalam SNI ini.
- SNI ISO 3133:2010 (Kayu – Penentuan Kekuatan Maksimum pada Lentur Statis): Standar ini sangat penting saat memilih material kayu baru untuk menggantikan elemen yang rusak selama renovasi, memastikan bahwa kayu pengganti memenuhi persyaratan kekuatan yang terukur.
Kepatuhan terhadap SNI tidak hanya melindungi pengguna bangunan tetapi juga melindungi pemilik aset dari potensi tanggung jawab hukum jika terjadi kegagalan struktur.
Solusi Praktis: Teknik Perkuatan dan Restorasi Struktur Kayu
Setelah proses diagnosis dan pengujian selesai, data yang terkumpul akan menjadi dasar untuk rencana perbaikan yang efektif. Solusi dapat berkisar dari perbaikan lokal hingga perkuatan struktural yang komprehensif.
Metode Perkuatan untuk Balok dan Kolom yang Lemah
Jika elemen struktur utama terbukti tidak lagi memadai untuk menahan beban, beberapa teknik perkuatan dapat diterapkan:
- Sistering: Menambahkan balok kayu baru di samping balok yang ada dan mengikatnya menjadi satu. Ini adalah metode yang umum untuk memperkuat balok lantai yang melendut.
- Pelat Baja (Flitch Plates): Memasang pelat baja di satu atau kedua sisi balok kayu dan mengencangkannya dengan baut. Baja memberikan kekuatan dan kekakuan tambahan yang signifikan pada elemen kayu.
- Penambahan Penopang: Memasang kolom atau balok tambahan untuk mengurangi bentang yang harus ditanggung oleh elemen yang ada, sehingga mengurangi beban pada titik tersebut.
Inovasi Modern: Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP)
Salah satu solusi perkuatan paling canggih adalah penggunaan CFRP. Material komposit ini berupa lembaran atau strip tipis dari serat karbon yang sangat kuat dan ringan. CFRP direkatkan ke permukaan elemen kayu (biasanya di sisi tarik balok) menggunakan perekat epoksi berkekuatan tinggi.
Keunggulannya luar biasa: tidak menambah beban mati yang signifikan pada struktur, tahan korosi, dan dapat dipasang dengan cepat. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan CFRP pada balok kayu terbukti secara signifikan meningkatkan kekuatan lentur, kapasitas ultimate, kekakuan, dan kapasitas geser. Ini menjadikannya pilihan ideal untuk proyek restorasi di mana penambahan dimensi atau berat yang besar tidak diinginkan.
Teknik Restorasi untuk Kayu Lapuk dan Rusak
Untuk kerusakan yang tidak terlalu parah dan bersifat lokal, penggantian seluruh elemen mungkin tidak diperlukan. Teknik restorasi dapat mengembalikan integritas bagian yang rusak:
- Hilangkan Bagian yang Rusak: Buang semua kayu yang lapuk atau hancur hingga mencapai kayu yang sehat dan solid.
- Aplikasikan Pengeras Kayu (Wood Hardener): Gunakan konsolidan epoksi cair yang meresap ke dalam serat kayu di sekitar area yang dibersihkan. Produk ini akan mengeras dan menstabilkan kayu yang tersisa.
- Isi Rongga dengan Epoxy Filler: Gunakan dempul epoksi dua komponen untuk mengisi rongga. Dempul ini mengeras menjadi material yang sangat kuat, tahan air, dan dapat dibentuk, diampelas, serta dicat seperti kayu asli.
- Lindungi dan Finishing: Setelah perbaikan selesai, aplikasikan lapisan pelindung seperti cat, pengawet, atau sealer tahan air untuk mencegah kerusakan di masa depan.
Selalu gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat bekerja dengan bahan kimia seperti epoksi dan pengeras kayu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Pengujian dan Perbaikan
Menyusun anggaran untuk proyek restorasi struktur memerlukan pertimbangan beberapa variabel. Biaya tidak hanya bergantung pada metode perbaikan tetapi juga pada proses asesmen awal. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi total biaya meliputi:
- Luas dan Aksesibilitas Bangunan: Semakin besar area yang perlu diinspeksi atau diperbaiki, semakin tinggi biayanya. Akses yang sulit ke area struktur (misalnya, ruang atap yang sempit atau di bawah lantai) juga akan meningkatkan biaya tenaga kerja.
- Jenis dan Jumlah Pengujian yang Diperlukan: Pengujian NDT di beberapa titik akan lebih murah daripada program pengujian komprehensif yang melibatkan pengambilan sampel untuk DT di laboratorium.
- Tingkat Kerusakan: Perbaikan kosmetik atau restorasi epoksi lokal jauh lebih hemat biaya daripada penggantian balok utama atau perkuatan menggunakan CFRP.
- Metode Perkuatan yang Dipilih: Biaya material dan tenaga kerja sangat bervariasi antara metode tradisional (seperti sistering) dan solusi teknologi tinggi (CFRP).
- Kebutuhan Rekayasa dan Perizinan: Proyek yang kompleks akan memerlukan desain rekayasa yang detail dan proses perizinan, yang menambah biaya profesional.
Sangat disarankan untuk mendapatkan beberapa penawaran dari kontraktor dan insinyur yang berkualifikasi dan berpengalaman dalam restorasi bangunan kayu untuk mendapatkan estimasi yang akurat.
Kesimpulan: Dari Kekhawatiran Menuju Kepastian Struktural
Mengelola bangunan berstruktur kayu adalah tentang manajemen risiko yang proaktif. Mengabaikan tanda-tanda peringatan kecil dapat menyebabkan perbaikan yang jauh lebih mahal dan risiko kegagalan yang tidak dapat diterima di kemudian hari. Kunci untuk melindungi aset properti Anda terletak pada pergeseran dari kekhawatiran pasif ke diagnosis aktif.
Dengan memahami karakteristik dasar kayu, melakukan inspeksi visual secara teratur, dan yang terpenting, melibatkan profesional untuk validasi teknis sesuai standar SNI, Anda dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan data. Uji kekuatan kayu, baik destruktif maupun non-destruktif, bukanlah biaya, melainkan investasi dalam keamanan, kepatuhan, dan umur panjang bangunan Anda. Solusi modern dan tradisional yang tersedia saat ini menawarkan cara yang efektif untuk memperkuat dan merestorasi struktur yang berharga ini.
Jika Anda melihat tanda-tanda kerusakan pada bangunan kayu Anda, jangan menunda. Gunakan pengetahuan dari panduan ini untuk melakukan inspeksi awal dan segera hubungi insinyur struktur profesional untuk mendapatkan asesmen yang akurat dan terpercaya. Dengan demikian, Anda dapat memastikan bahwa aset properti Anda tetap kokoh, aman, dan bernilai untuk tahun-tahun mendatang.
Sebagai pemasok dan distributor alat ukur dan uji terkemuka, CV. Java Multi Mandiri memahami pentingnya data yang akurat dalam pengambilan keputusan bisnis. Kami berspesialisasi dalam melayani klien bisnis dan aplikasi industri, menyediakan instrumen pengujian material yang andal, termasuk peralatan untuk pengujian non-destruktif pada kayu dan material konstruksi lainnya. Kami siap menjadi mitra Anda dalam memastikan kontrol kualitas dan integritas operasional fasilitas Anda. Untuk diskusikan kebutuhan perusahaan Anda, tim ahli kami siap membantu menemukan solusi peralatan yang tepat untuk mengoptimalkan operasional Anda.
Rekomendasi Moisture Meter
-
Alat Ukur Kadar Air Bijian AMTAST MC7825KK
Lihat produk -
Alat Hay Moisture Meter AMTAST MS-H
Lihat produk -
Alat Pengukur Kadar Air Biji-bijian AMTAST JV010S
Lihat produk -
Alat Ukur Kadar Air Tanah Multifungsi AMTAST MS350
Lihat produk -
Alat Ukur Kelembaban Serat Kapas AMTAST MS7100C
Lihat produk -
Alat Ukur Kelembaban Tanah Soil Moisture Meter VG METER 200
Lihat produk -
Alat Analisa Kelembaban AMTAST MB62
Lihat produk -
Alat Ukur pH Tanah dan Kelembaban AMTAST KS-06
Lihat produk
Disclaimer: This article provides general information and is not a substitute for professional engineering advice. Always consult a qualified structural engineer for specific assessments and restoration plans for your property.
Referensi
- Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2013). SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu. Retrieved from https://ekhalmussaad.wordpress.com/wp-content/uploads/2014/03/sni-7973-2013-spesifikasi-desain-untuk-konstruksi-kayu.pdf
- Pranata, Y. A., Kristianto, A., & Pattipawaej, O. C. (N.D.). Pengujian Non-destruktif Modulus Elastisitas (MoE) Kayu Penyusun Sambungan Join Balok-Kolom. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil dan Infrastruktur (ReTII), Universitas Kristen Maranatha. Retrieved from https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/download/321/262/1080
- Nirsatmanto, A., Bachtiar, E. V., et al. (N.D.). Pendugaan Kekakuan Mangium (Acacia mangium Willd) Umur 17 Tahun Melalui Uji Non-Destruktif. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI). Retrieved from https://www.ejournalmapeki.org/index.php/JITKT/article/download/146/142